Suatu pagi melati kecilku terbangun dan menangis . Istriku heran dan bertanya padanya “apa kamu mimpi buruk sayang?” Melatiku terisak dan balik bertanya Apakah semua manusia yang hidup akan mati? Istriku menjawabnya dengan menganggukkan kepala. Aku takut kalau ibu dan ayah meninggal aku lalu dengan siapa? “ istriku menoleh padaku ,, agaknya dia bingung juga untuk menjawab pertanyaan melati mungilku ini.
Dengan hati agak bimbang ku jawab”kan engkau bisa berdoa kepada Alloh agar kami diberi usia lama sehingga kami bisa tetap menemanimu.”
. “Tapi yah…kalau hari kiamat tiba bukankah kita semua akan mati?
Aku menjawab bahwa setelah hari kiamat terjadi semua yang mati akan dibangkitkan , dan dikumpulkan.
Melatiku bertanya lagi Apakah ketika kita di bangkitkan …kira-kira kita bisa ktemu lagi dan berkumpul seperti didunia ? “
Aku katakan padanya bahwa kita akan berkumpul bersama jika amaliah kita berdua sama baiknya dalam beribadah padanya.
Dia diam dan tak bertanya lagi. Agaknya dia puas dengan jawaban yang ku berikan .
Tahukah kamu apa yang bergemuruh dalam hatiku setelah melatiku pergi mandi diantar ibunya.
Aku bangga aku bersyukur kepada Alloh yang telah menjadikan lisan melati kecilku tadzkiroh ( pengingat) akan batas waktu kami disini didunia ini. Bahwa aku mesti mempersiapkan bekal bagi kami dan bagi melatiku untuk perjalanan panjang di akhirat nanti .
Maha suci Alloh yang telah menjadikan hati mungil merpatiku untuk mengingat akan kematian. Sementara aku yang akan beranjak separuh baya sering kali lalai bahwa aku juga akan mati.
K. Fadhil S.
No comments:
Post a Comment